Breaking News

Fisioterapi seperti apa yang paling efektif untuk penderita Injury Brachial Plexus

Injury brachial Plexus adalah cedera Saraf dan Otot yang proses untuk penyembuhannya cukup lama dan membutuhkan ketekunan dan keinginan kuat dari penderita dengan bantuan terapis maupun self exercise dirumah

Foto :Terapi NMES (Neuro Musculer Electrical Stimulation untuk menjaga fungsi otot,regenerasi saraf pasca cedera

Denpasar OKEBALI.COM
Fisioterapi sangat penting untuk penderita Brachial plexus injury guna memulihkan dan meningkatkan kekuatan otot, rentang gerak sendi (gerakan pasif dan aktif), serta fungsi sensoris dan motorik, sehingga mengurangi keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari. Terapi yang cocok meliputi Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) untuk menjaga fungsi otot, latihan rentang gerak (pasif dan aktif) untuk menjaga fleksibilitas dan kekuatan, serta latihan kekuatan untuk mendukung aktivitas fungsional
Pentingnya fisioterapi
Memulihkan fungsi: Fisioterapi bertujuan untuk mengembalikan kemampuan motorik dan sensorik pada lengan dan tangan.

Mencegah atrofi otot: Latihan teratur membantu mencegah penyusutan otot yang merupakan dampak umum dari cedera saraf.
Meningkatkan kekuatan dan gerakan: Terapi membantu membangun kembali kekuatan otot dan meningkatkan rentang gerak pada bahu, siku, dan pergelangan tangan.

Mendukung aktivitas sehari-hari: Dengan memulihkan fungsi, fisioterapi memungkinkan pasien untuk kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

Terapi yang cocok
Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES): Stimulasi listrik ini membantu menjaga sifat fisiologis otot dan dapat mempercepat regenerasi saraf setelah cedera.

Latihan rentang gerak pasif (PROM) adalah gerakan sendi yang dilakukan oleh orang lain, seperti terapis atau anggota keluarga, karena pasien tidak mampu melakukannya sendiri. Tujuan utama latihan ini adalah untuk menjaga atau meningkatkan fleksibilitas sendi, mengurangi kekakuan, melancarkan aliran darah, dan mencegah kontraktur (pemendekan otot atau sendi) ketika mobilitas terbatas. Gerakan dilakukan secara perlahan dan terkontrol melalui rentang gerak maksimalnya tanpa memaksakan rasa nyeri.

 

Foto : latihan rentang gerak Pasif ( PROM)

Tujuan utama PROM
Menjaga fleksibilitas: Memastikan sendi tetap fleksibel meskipun tidak bisa digerakkan secara aktif.

Meningkatkan sirkulasi darah: Membantu melancarkan aliran darah ke area yang terdampak cedera.

Mencegah kekakuan: Mengurangi kekakuan dan mencegah terjadinya kontraktur.
Menjaga kesehatan sendi: Mempertahankan fungsi sendi dan mencegah masalah lebih lanjut.

Cara melakukan latihan PROM
Posisi: Pastikan pasien dalam posisi yang nyaman dan rileks.
Sokongan: Pegang bagian tubuh (proksimal dan distal sendi) dengan lembut namun mantap untuk menyokong gerakan.
Gerakan: Gerakkan sendi perlahan dan terkontrol melalui semua rentang geraknya. Contohnya:
Bahu: Mengangkat dan menurunkan lengan (elevasi-depresi) atau membukanya ke samping (abduksi-aduksi).
Siku: Menekuk dan meluruskan siku.
Pergelangan tangan: Menekuk pergelangan tangan ke atas (fleksi) dan ke bawah (ekstensi).
Jari-jari: Mengepalkan dan meluruskan jari.
Pinggul dan Lutut: Menggerakkan kaki ke atas dan meluruskan lutut.
Pergelangan kaki: Menekuk telapak kaki ke arah tulang kering (dorsifleksi) dan mendorongnya ke bawah (plantar fleksi).
Perhatikan pasien: Perhatikan reaksi dan ekspresi pasien untuk mendeteksi ketidaknyamanan.
Hentikan jika perlu: Jangan memaksakan gerakan jika menyebabkan rasa sakit atau nyeri.
Ulangi: Lakukan gerakan secara perlahan dan ulangi beberapa kali sesuai petunjuk terapis, pada kedua sisi tubuh jika diperlukan

Bagikan Artikel
';document.write(commandModuleStr);