Okebali.com
Denpasar,~ Hari Suci Siwaratri yang diperingati setiap Purwananing Tilem Sasih Kepitu dilaksanakan oleh Umat Hindu di Bali. Tak terkecuali Kota Denapsar yang menggelar persembahyangan Hari Suci Siwaratri di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Jumat (20/1).
Hadir dalam kesempatan tersebut Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana, Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar, IB Ketut Rimbawan, Ketua MDA Kota Denpasar, AA Ketut Sudiana, Pimpinan OPD serta pemedek masyarakat Kota Denpasar.
Diringi suara kidung dan gambelan Bali, rangkaian persembahyangan Hari Suci Siwaratri di Kota Denpasar diawali dengan pangilen Tari Rejang Sari. Dilanjutkan dengan persembahyangan bersama yang dipuput oleh Ide Pedanda Putra Telaga, Griya Telaga, Sanur. Persembahyangan Hari Suci Siwaratri di Kota Denpasar akan dilaksanakam tiga kali. Yakni Pukul 18.00 Wita saat sandikala, Pukul 00.00 Tengah Malam, dan Pukul 06.00 Pagi keesokan harinya. Selama rentang waktu tersebut juga akan dipentaskan pangilen Wayang dan Geguritan.
Kabag Kesra Kota Denpasar, IB Alit Surya Antara mengatakan bahwa Hari Suci Siwaratri merupakan momentum penting bagi umat Hindu sebagai ajang mulat sarira atau instrospeksi. Tentunya dalam setiap perayaan rutin dilaksanakan guna memberikan edukasi dan pemahaman bagi masyarakat. Khususnya tentang makna dan tujuan perayaan Hari Suci Siwaratri.
“Dari pelaksanaan persembahyangan yang dilanjutkan dengan beragam kegiatan keagamaan seperti Makekawin, Mageguritan dan Dharma Tula diharapkan memberikan pehamaman bagi masyarakat,” jelasnya
Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menekankan bahwa Hari Suci Siwaratri merupakan momen untuk merenungi segala perbuatan yang telah dilaksanakan. Momentum Hari Siwartari hendaknya dilakukan dengan mulat sasira dan introspeksi untuk menjadi lebih baik kedepanya.
Jaya Negara mengatakan, jika dilihat dari dua suku kata yakni Siwa dan Ratri, maka dapat diartikan sebagai upaya penyucian terhadap kegelapan diri.
“Tentunya Hari Siwaratri harus diisi dengan kegiatan yang positif dengan kesadaran, seperti Dharma Tula, Monobrata, Jagra, Upawasa, Mulat Sarira dan mengendalikan Panca Indra sebagai wujud wiweka umat Hindu,” imbuh Jaya Negara. (Ags/HumasDps).