OKEBALI.COM Banyak taman cantik peninggalan Kerjaaan Karangasem di Bali. Selain Tirta Gangga, ada juga Taman Soekasada atau yang biasa disebut Taman Ujung. Tahun 1963, Taman Ujung di Kabupaten Karangasem, Bali pernah hancur lantaran letusan Gunung Agung. Sempat terbengkalai, sampai akhirnya tahun 2003 wisatawan dapat menikmati kembali keindahan Taman Ujung. Taman Ujung merupakan taman peristirahatan yang dibangun pada 1909 di bawah pemerintahan Raja Karangasem

Sejarah Taman Soekasada
Taman Ujung Soekasada ini dibangun awalnya pada tahun 1901 dengan nama kolam Dirah, kolam Dirah mempunyai arti yaitu kolam tempat pembuangan bagi orang-orang yang menguasai ilmu hitam. Taman Ujung dibangun oleh Raja Karangasem bernama I Gusti Bagus Jelantik yang memiliki gelar nama Agung Anglurah Ketut Karangasem.
Kemudian pada tahun 1909 barulah raja Karangasem memerintahkan arsitektur Belanda bernama Van Den Hentz dan arsitektur orang Tiongkok bernama Loto Ang untuk mengembangkan kolam Dirah menjadi tempat peristirahatan Raja Karangasem, pembangunan tempat peristirahatan raja ini juga dibantu oleh arsitek lokal yang berasal dari Kerajaan Karangasem.
Apa saja sih yang ada Taman Ujung ini selain bangunan klasiknya? Di sini kita bisa melihat indahnya panorama yang disajikan dari area tertinggi yang dihiasi pilar-pilar besar tanpa atap. Dari posisi tersebut, jika melihat ke arah tenggara, kita akan melihat lautan yang biru dari Pantai Ujung. Dari sini kita juga bisa memandang bukit yang hijau yang bernama Bukit Bisbis.

Taman Air dengan 3 Kolam
Taman Ujung Karangasem ini memiliki 3 kolam yang terpisah, terdiri dari, 2 kolam berada di sisi utara sedangkan salah satunya berada di sisi selatan. Di sisi selatan terdapat bangunan bernama Bale Bengong semacam gazebo yang berada di tengahnya, sedangkan di di sisi utara terdapat jembatan yang melintas di antara dua kolam tersebut yang terhubung langsung dengan bangunan yang dulunya menjadi tempat peristirahatan raja.
Kolam Dirah menjadi kolam tempat pembuangan bagi orang yang menguasai ilmu hitam. Kolam ini berfungsi sebagai tempat penyucian diri.
Adapun bangunan yang berada di atasnya dan digunakan tempat peristirahatan raja itu, terpajang foto-foto raja dan keluarganya. Foto jadul itu terasa hidup saat meresapinya ke ratusan tahun lampau. Kesan magis terasa terutama setelah melihat kamar yang sesekali dibuka dengan izin penjaganya untuk melihatnya dari balik pintu.
Kunjungi tempat bersejarah ini,karena wisatawan akan menikmati suasana indah dengan bangunan artistik bernuansa Belanda,cina dan Bali sekaligus mengenal sejarah Kerajaan Karangasem.
OBC/UN