Breaking News

Nasihat Menteri Bahlil Untuk Mahasiswa Harvard yang Ingin Menjadi Menteri

OKEBALI.COM

Jakarta, 10 Januari 2023-Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil
Lahadalia menyambut hangat 50 mahasiswa Harvard University pada kegiatan Fireside Chats with
Harvard Graduate Student di Kementerian Investasi/BKPM kemarin sore (09/01). Sambutan hangat
tersebut dituangkan dalam bentuk nasihat-nasihat yang memotivasi mahasiswa untuk menentukan
karir ke depannya serta pandangan baru bagi mahasiswa dalam menentukan berkarir di bidang
pemerintahan atau menjadi pengusaha.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalila mengungkapkan bahwa baik menjadi pengusaha
atau menteri memiliki tanggung jawab dan tantangannya masing-masing. Bahlil juga menambahkan
bahwa perkembangan suatu bangsa tidak terlepas dari peran anak-anak muda yang berprestasi
dengan segala ide dan inovasinya. Oleh karena itu, diharapkan para mahasiswa berpartisipasi aktif
turut mendukung pembangunan di daerahnya masing-masing melalui profesi yang dijalininya kelak.
“Pengusaha jadi orang yang merdeka sekarang, kalau jadi pengusaha waktu tidur tidak ada yang
mengatur. Tetapi ketika menjadi menteri, saya diperintah oleh undang-undang dan aturan protokoler.

Kalau kalian ingin mengabdi kepada negara maka jadilah menteri karena di pemerintahan itu kita bisa
merumuskan kebijakan kesejahteraan. Jangan pernah mau dan lengah untuk menyerahkan kekuasaan
kepada orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Bahlil.

Lebih lanjut, Menteri Bahlil terus memberikan motivasi bahwa di dunia ini tidak ada satu pun hal yang tidak mungkin terjadi. Sebagai contohnya, semua orang dapat menjadi menteri apabila berusaha
dengan sungguh-sungguh dan memegang teguh integritas. Selain itu apabila terus menanam
kebaikan, maka akan memetik hasil yang terbaik pula.
“Saya tidak berpartai, saya bukan anak jenderal, saya bukan anak konglomerat, dan bukan anak
sahabat dari konglomerat. Satu hal yang bisa saya percaya bahwa ketika anda melakukan pekerjaaan
dengan baik dan khusyuk, saya yakin tuhan akan memberikan jalan yang terbaik,” jelas Bahlil.

Salah satu mahasiswa Harvard University asal Indonesia yang belajar di bidang kebijakan publik, Windy
Dewi, mengapresiasi Kementerian Investasi/BKPM atas undangan dan sambutan baik yang diberikan.
Hal tersebut selaras dengan antusiasme para mahasiswa yang tertarik untuk belajar tentang iklim
investasi di Indonesia dan regulasi yang menaunginya.

“Banyak sekali pertanyaan yang menarik dari teman-teman di Harvard termasuk regulasi terkait
kripto, nikel, kendaraan listrik yang ramah lingkungan, serta bagaimana menjadi menteri. Itu semua
terbahas oleh Pak Bahlil. Jadi kami seneng banget bisa bertemu dengan Pak Bahlil dan kami berterima
kasih sekali dengan Kementerian Investasi/BKPM yang sudah menerima kami dengan baik,” ucap
Windy.

Sependapat dengan Windy, Abhinav seorang mahasiswa asal Amerika Serikat di jurusan yang sama
mengungkapkan kesan positif terhadap kegiatan ini karena memuat wawasan tentang iklim investasi
di Indonesia. Selain itu juga memberikan gambaran betapa dinamisnya Indonesia sebagai tujuan
investasi yang berkembang di masa depan dengan potensi besar di berbagai sektor.


“Jadi saya pikir dari apa yang saya amati dan apa yang saya pelajari menunjukkan bahwa Indonesia
meningkatkan kepemimpinannya di panggung global dalam hal energi hijau, perubahan iklim, dan
tentu saja transisi energi. Dan Indonesia terus bekerja sama dengan negara lain untuk saling
memfasilitasi transisi ini yang menunjukkan tanda peran aktif Indonesia di dunia,” ungkap Abhinav.
Selain Kementerian Investasi/BKPM, para mahasiswa pascasarjana Harvard University tersebut juga
melakukan kunjungan ke beberapa Kementerian lainnya, yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Keuangan, serta beberapa
perusahaan unicorn di Indonesia seperti Gojek dan Traveloka.

Kedatangan mereka sejak hari Minggu
lalu (8/1) di Jakarta dilakukan untuk dapat mengenal Indonesia dari berbagai aspek, seperti kekayaan
budaya Indonesia, juga termasuk perkembangan kebijakan pemerintah dan dinamika dunia usaha.

(Ukie/as)

Bagikan Artikel
';document.write(commandModuleStr);