Foto : Lansia wajib rutin minum susu low fat high calsium atau suplemen calsium lainnya
Denpasar OKEBALI.COM
Lansia (lanjut usia) membutuhkan kalsium karena beberapa alasan penting:
1. *Mencegah Osteoporosis*: Kalsium membantu menjaga kepadatan tulang, yang menurun seiring usia. Osteoporosis membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
2. *Menjaga Kesehatan Tulang*: Kalsium penting untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah kerusakan tulang.
3. *Mengatur Fungsi Otot*: Kalsium juga berperan dalam mengatur kontraksi otot, termasuk otot jantung.
4. *Mengurangi Risiko Patah Tulang*: Dengan menjaga kepadatan tulang, kalsium dapat mengurangi risiko patah tulang pada lansia.
Sumber kalsium yang baik termasuk produk susu, sayuran hijau, dan suplemen kalsium jika diperlukan. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apa pun.

Foto : Minum susu setiap hari akan memperkuat tulang lansia
Manfaat vitamin D bagi lansia
Memaksimalkan penyerapan kalsium: Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dari makanan secara efektif, sehingga kalsium dapat digunakan untuk memperkuat tulang.
Mencegah patah tulang: Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko patah tulang karena osteoporosis.
Menjaga kesehatan otot: Vitamin D berperan penting untuk menjaga kekuatan otot dan keseimbangan.
Meningkatkan daya tahan tubuh: Vitamin D mendukung sel darah putih, sehingga membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
Cara Memastikan Asupan Vitamin D yang Cukup
Berikut beberapa langkah penting yang dapat dilakukan untuk menjaga kecukupan vitamin D:
Makan Makanan yang Mengandung Vitamin D: Sumber makanan yang kaya vitamin D meliputi ikan berlemak (misalnya salmon, tuna, dan makarel), produk susu yang diperkaya (misalnya susu dan yogurt), kuning telur, dan hati hewan.
Suplemen Vitamin D: Jika sulit untuk mendapatkan asupan vitamin D yang cukup dari paparan sinar matahari dan makanan, konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan suplemen vitamin D.
Menghabiskan Waktu di Luar Ruangan: Lansia disarankan untuk menghabiskan waktu di luar ruangan dalam cahaya matahari selama sekitar 15-30 menit setidaknya dua kali seminggu. Paparan sinar matahari ini membantu tubuh memproduksi vitamin D secara alami.













