OKEBALI.COM
Davos, 18 Januari 2023 – Membuka Paviliun Indonesia pagi hari ini waktu Davos, Swiss (18/1), Menteri
Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan fokus
Pemerintah Indonesia pada penciptaan nilai tambah melalui hilirisasi yang berorientasi pada energi dan
industri hijau dalam pidato kuncinya saat membuka panel diskusi yang bertajuk Pembangunan Ekonomi
Indonesia Melalui Hilirisasi Industri dan Kemitraan Inklusif.
Menteri Bahlil memaparkan bahwa arah kebijakan hilirisasi investasi strategi Pemerintah Indonesia yang
tidak hanya untuk sumber daya nikel, melainkan ada 8 sektor prioritas yaitu mineral, batubara, minyak
bumi, gas alam, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan dengan 21 komoditas. Kebijakan ini
sudah berjalan dan direncanakan nilai investasinya hingga tahun 2035 akan mencapai USD545,3 miliar.
“Indonesia akan menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang fokus menjalankan proses nilai
tambah di negaranya sendiri. Ini semua sudah berjalan, ini sudah dimulai. Kami mengundang investor untuk datang membawa teknologi, modal, dan sebagian pasar. Kami ditugaskan Presiden untuk
memberikan jaminan percepatan perizinan kepada investor,” ucap Bahlil.
Menteri Bahlil juga menyampaikan bahwa perjuangan Indonesia menginisiasi hilirisasi mendapatkan
pertentangan luar biasa dari dunia. Namun, hilirisasi ini adalah jalan tengah untuk Indonesia berubah dari
negara berkembang menuju negara maju. Bahlil menyampaikan bahwa Indonesia dan negara
berkembang lainnya ingin menapaki anak tangga yang sama dengan negara maju. Hilirisasi tidak hanya
untuk menguntungkan para pengusaha dan investor, tetapi juga berkolaborasi dengan pengusaha daerah
dan UMKM yang ada di daerah agar tumbuh bersama-sama.
Turut hadir menjadi panelis dalam sesi diskusi ini antara lain Direktur Utama PT Pertamina Nicke
Widyawati, Anindya Bakrie Direktur Utama Bakrie & Brothers, Wakil Direktur Utama dan CEO Grup Indika
Energy Azis Armand, dan President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Keempat panelis ini berdiskusi
mengenai peluang dan tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan hilirisasi di Indonesia dan bagaimana kerja sama yang inklusif dapat membantu menangani tantangan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Pada sesi panel, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa Pertamina
mendukung program hilirisasi melalui pengembangan infrastruktur untuk ekosistem kendaraan listrik
serta mencapai Net Zero Emission melalui transisi energi. Menurut Nicke, diperlukan kolaborasi antara
negara maju dan negara berkembang untuk melaksanakan transisi energi menuju energi hijau.
“Tantangan terbesar dalam transisi energi adalah pembiayaan, teknologi, dan kesiapan sumber daya
manusia. Kerja sama global dengan aksi nyata antara negara merupakan kunci untuk memperlancar
transisi energi,” ungkap Nicke.
Sesi panel ini merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan di Paviliun Indonesia, diselenggarakan
bersamaan dengan gelaran kegiatan World Economic Forum (WEF) 2023 yang diadakan setiap tahun di
Davos, Swiss mulai tanggal 16-20 Januari 2023. Penyelenggaraan Paviliun Indonesia 2023 ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Investasi/BKPM dengan KADIN dan didukung oleh
Kementerian/Lembaga lainnya. Paviliun Indonesia juga menghadirkan berbagai produk dan budaya khas
Indonesia untuk dinikmati seluruh delegasi WEF dari belahan dunia lainnya. Paviliun Indonesia ini telah
hadir sejak tahun 2018 lalu dan menjadi ikon Indonesia di WEF Davos.