Foto : Deddy Stanzah menjadi idola kaum muda ’70 an dengan aksi panggungnya yang eksentrik.
Jakarta OKEBALI.COM Deddy Stanzah, lahir dengan nama Deddy Sutansyah pada 14 April 1949 di Bandung, Jawa Barat, adalah salah satu ikon rock Indonesia. Vokalis karismatik ini dikenal melalui kiprahnya bersama The Rollies, Superkid, dan perjalanan solonya yang penuh warna. Karya-karyanya menjadi saksi era keemasan musik rock Indonesia, dengan perpaduan suara bass dan vokal bertenaga yang membedakannya dari yang lain.
Awal Karier dan Perjalanan bersama The Rollies
Deddy memulai karier musiknya sebagai anggota The Rollies, grup brass rock dengan pengaruh kuat dari Chicago dan Blood, Sweat & Tears. Kepiawaiannya bermain bass dan bernyanyi membawa warna khas dalam album-album awal grup ini. Bahkan, ia sempat bergabung dengan God Bless, meskipun tidak sempat ikut rekaman bersama mereka.
Foto : Gito Rollies dan Deddy Stanzah yang tahun 70an menjadi Bintang panggung musik Rock saat mereka bersama THE ROLLIES
Superkid ,tonggak kejayaan Deddy
Tahun 1970-an menjadi momen emas ketika Deddy membentuk Superkid bersama Deddy Dores dan Jelly Tobing. Grup ini menciptakan deretan lagu ikonik dengan Deddy sebagai motor kreatif sekaligus vokalis dan pemain bass. Liriknya yang lugas dan aransemen yang enerjik menjadikan Superkid sebagai salah satu grup rock paling disegani di zamannya.
Solo Karier dan Masterpiece
Deddy Stanzah memulai solo karier pada 1980-an dan melahirkan album legendaris “Play it Loud”, yang digarap bersama musisi-musisi besar seperti Harry Roesli dan Albert Warnerin. Album ini menjadi puncak kreativitasnya, menampilkan aransemen rock berkualitas tinggi dan vokal penuh tenaga. Album terakhirnya, “Paradox” (2000), dirilis beberapa bulan sebelum ia meninggal dunia.
Lagu-Lagu Ikonik
Karya Deddy tak hanya terbatas pada grup dan album solonya. Ia dikenal lewat lagu-lagu seperti “Sepercik Air” dan “Masa Depan di Tanganmu”, yang terangkum dalam album “Dasa Tembang Remaja” (1979). Lagu-lagu ini tetap abadi di hati penggemar musik tanah air.
Foto : Deddy Stanzah,Jelly Tobing dan Deddy Dores saat tergabung dalam SUPERKID
Kehidupan Pribadi
Kehebatan Deddy Stanzah yang berdarah Minangkabau ini tidak hanya dalam dunia rekaman, dengan terlibatnya dia di album bersama Superkid, solo ataupun duet. Dia juga seorang entertainer yang piawai ketika pertunjukkan live, penguasaan panggung yang prima didukung gaya panggung memukau sehingga enak dinikmati telah memancarkan kharisma tersendiri bagi penggemarnya. Namun sayang, di sela kehidupannya sebagai rocker, Deddy Stanzah terjerumus dalam dunia narkoba dalam waktu yang cukup lama.
Dunia pembawa bencana itu telah dia tinggalkan beberapa tahun sebelum meninggal, tetapi usaha tersebut telah terlambat karena sebagai dampak pemakaian narkoba dalam jangka panjang telah membuat kondisi fisiknya kian menurun, dan bahkan menjadi penyebab dia terkena gangguan pada paru-paru dan jantungnya. Gangguan itu menggerogoti badannya dan membuatnya sakit tak tersembuhkan yang menyebabkan Deddy Stanzah meninggal dunia pada 22 Januari 2001 sekitar pukul 23.00 dalam pelukan Isye istrinya di kediamannya Jl. Cikaso Barat, Bandung.