Jakarta OKEBALI.COM Kata siapa Australia ngga pakai naturalisasi, dari total 24 pemain untuk ke-12 pemainnya merupakan keturunan, bahkan ada yang tak memiliki garis keturunan sama sekali lho.
The Socceroos, julukan dari Australia merupakan salah satu tim sepak bola yang berada di wilayah tenggara Indonesia, yang memiliki kekuatan tim yang sudah terkenal.
Tim yang ditukangi oleh Graham Arnold cs ini sudah sering mentas di berbagai kompetisi internasional, termasuk pada kompetisi Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia kali ini.
Berhubung akan menjadi rival Garuda pada 10 September, jadi pada ulasan artikel berikut akan membahas mengenai ke-12 pemain Australia yang kebanyakan naturalisasi, siapa saja mereka ? :
1. Thomas Deng
Thomas adalah pemain bek tengah tim kanguru, setelah ditelusuri dari Seasia.goal, pemain 27 tahun ini tidak punya darah asli Australia, dia adalah pemain asal Sudan Selatan yang dinaturalisasi.
2. Alessandro Circati
Circati merupakan pemain bek tengah The Socceroos, dari Seasia.goal, pemain 20 tahun ini tak memiliki garis keturunan Australia, dia asli orang Italia dan menjalani naturalisasi buat tim kanguru.
3. Aziz Behich
Aziz adalah pemain bek kiri tim kanguru, menurut Seasia.goal, pemain 33 tahun ini tak memiliki darah Australia, dia punya keturunan dari Turki dan Siprus. Dia menjalani naturalisasi bersama Australia.
4. Harry Souttar
Harry merupakan pemain bek tengah berusia 25 tahun, dikutip Seasia juga bukan asli Australia hanya Ibunya lahir di negri Kangguru
5. Cameron Burgess
Burgess pemain 28 tahun yang berposisi sebagai bek tengah, dikutip Seasia.goal ternyata Cameron tidak punya darah Australia, ia merupakan pemain naturalisasi dengan keturunan dari Skotlandia.
6. Jackson Irvine
Pentolan The Socceroos yang berposisi sebagai gelandang tengah ini menurut Seasia.goal, ternyata tak punya darah Australia, dia hanya pemain naturalisasi, keturunan Skotlandia dari ayahnya.
7. Keanu Baccus
Keanu pemain gelandang bertahan yang berusia 26 tahun, dia adalah pemain naturalisasi menurut Seasia.goal, karena tak memiliki darah Australia, darah Afrika Selatan mengalir dari keluarganya.
8. Martin Boyle
Boyle pemain sayap kanan 31 tahun, dia adalah pemain naturalisasi, menurut Seasia.goal dirinya tidak memiliki darah Australia, dia kental dengan Skotlandia, hanya saja ayahnya lahir di Australia.
9. Samuel Silvera
Samuel adalah pemain sayap kiri berusia 23 tahun, dia memiliki darah Australia dari ibunya, sedangkan ayahnya adalah asli orang Jamaika, dan Sam lebih memilih naturalisasi bersama The Socceroos.
10. Awer Mabil
Mabil adalah pemain sayap kiri dengan usia 28 tahun, menurut Seasia.goal dirinya tidak punya darah Australia, melainkan hanya ibunya saja yang lahir disana, dia kental dengan darah Sudan Selatan.
11. Kusini Yengi
Yengi adalah striker tim kanguru berusia 25 tahun, menurut Seasia.goal Yengi tak punya darah Australia, ia kental dengan darah Sudan Selatan, Yengi adalah pemain naturalisasi The Socceroos.
12. Nestory Irankunda
Nestory adalah pemain sayap kanan berusia 18 tahun, menurut Seasia.goal Nestory mempunyai darah Australia yang berasal dari ibunya, sedangkan ayahnya adalah orang Burundi.
Nah jadi di semua negara dibelahan dunia ini menggunakan pemain Naturalisasi tak terkecuali tim-tim super top dunia menggunakan pemain Naturalisasi untuk bisa bersaing di tingkat Sepakbola dunia
Related News
Coach Justin Bicara Jujur Soal Patrick Kluivert, Jangan Kaget kalau Timnas Australia Nanti Akan Lakukan ini !! Patrick Kluivert rekam jejaknya sebagai pelatih memang belum terbukti,tapi sebagai legenda pemain dunia semua pelatih dan pemain hormat pada Kluivert Denpasar OKEBALI.COM Keputusan PSSI menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia menggantikan Shin Tae-yong memicu berbagai reaksi dari publik sepak bola Tanah Air. Salah satu sosok yang turut memberikan pandangannya adalah Coach Justin yang dikenal dengan analisisnya yang blak-blakan terhadap sepak bola Indonesia. Dalam komentarnya, Coach Justin mengakui bahwa ia cukup terkejut dengan pilihan PSSI. Ini karena meskipun Patrick Kluivert adalah legenda Timnas Belanda, rekam jejaknya sebagai pelatih belum menunjukkan prestasi gemilang. Namun, Coach Justin menekankan bahwa masyarakat sebaiknya tetap memberikan dukungan penuh kepada Kluivert dan Timnas Indonesia. Karena Sang Pro fesor Menurut Coach Justin, Patrick Kluivert pantas diberikan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya. Terlebih lagi, uji coba nyata bagi Kluivert akan segera datang saat Timnas Indonesia menghadapi Australia pada Maret mendatang “Berikanlah kesempatan pada Patrick Kluivert untuk membuktikan kualitasnya, terutama saat Timnas Indonesia berhadapan dengan Australia yang akan berlangsung Maret mendatang,” ungkap Coach Justin.Apalagi Patrick Kluivert dibantu Alex Pastoor (Sang Profesor) dan Danny Lanzaat,sehingga pelatih Timnas Indonesia adalah 3 in 1.bukan satu .Semua mengakui Alex Pastoor ahli meramu strategi yang diakui di Belanda dan Eropa. Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun Kluivert masih diragukan dalam kapasitasnya sebagai pelatih, ia tetap berhak mendapat dukungan penuh dari para pencinta sepak bola Indonesia. Lebih lanjut, Coach Justin mencoba mencari tahu alasan di balik pemilihan Kluivert oleh PSSI. Salah satu faktor utama yang ia soroti adalah nama besar Patrick Kluivert sebagai pemain legendaris. “Kenapa Patrick Kluivert, Patrick Kluivert ini punya nama, sebagai pemain, betul,” ujar Coach Justin dalam kanal YouTube Justinus Lhaksana. Menurut Coach Justin, nama besar yang dimiliki Kluivert memberikan dampak besar, baik di dalam maupun di luar tim. Dari sisi internal, para pemain Timnas Indonesia, baik lokal maupun diaspora, akan lebih menghormati dan menghargai Kluivert karena statusnya sebagai mantan pemain top dunia. “Secara tidak langsung, pemain lainnya at least lebih respect, pemain (Timnas Indonesia) lokal maupun diaspora,” lanjut Coach Justin. Keuntungan ini tentu sangat berharga bagi seorang pelatih, terutama untuk membangun kedisiplinan dan kekompakan dalam tim. Selain berpengaruh terhadap internal Timnas Indonesia, Coach Justin juga menyoroti bagaimana nama besar Patrick Kluivert dapat memengaruhi lawan-lawan Timnas. Salah satu contoh yang ia berikan adalah kemungkinan reaksi dari Timnas Australia yang akan menjadi lawan pertama Timnas Indonesia di bawah asuhan Kluivert. Coach Justin bahkan menyebut bahwa jangan kaget jika pelatih Australia nanti meminta foto bersama Patrick Kluivert. “Bahkan lawannya juga, jangan kaget kalau pelatih Australia nanti minta foto ama Patrick Kluivert,” ujar Coach Justin. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran Kluivert di Timnas Indonesia tidak hanya berdampak pada tim, tetapi juga berpotensi mengubah persepsi lawan terhadap skuad Garuda. “Untuk kalian yang enggak tahu Patrick Kluivert, tinggal browsing,” tambah Coach Justin, menekankan betapa besarnya pengaruh mantan pemain Barcelona ini di dunia sepak bola. Coach Justin menegaskan bahwa keuntungan terbesar yang dimiliki Patrick Kluivert dibandingkan pelatih lain adalah nama besarnya. Status sebagai mantan pemain kelas dunia membuatnya mendapat respek lebih dari banyak pihak. “Itu sebuah keuntungan yang tidak dimiliki oleh banyak pelatih,” kata Coach Justin. Namun, tetap saja, nama besar saja tidak cukup. Patrick Kluivert masih harus membuktikan bahwa ia mampu membawa Timnas Indonesia ke level yang lebih tinggi. Meskipun Patrick Kluivert belum memiliki rekam jejak prestasi luar biasa sebagai pelatih, Coach Justin mengingatkan bahwa publik sebaiknya tidak langsung pesimis. Ada beberapa keuntungan yang bisa dimanfaatkan, terutama dari segi respect yang ia dapatkan baik dari pemain maupun lawan.