Foto : jenazah yg diletakkan diatas tanah dan hanya ditutup bambu bentuk kerucut, namun walaupun jenazah dalam proses pembusukan anehnya bau busuk itu diserap oleh akar pohon Taru menyan yang ajaib
Trunyan OKEBALI.COM
Desa Trunyan, terletak di Pulau Bali, Indonesia, dikenal karena keunikan dan misteri yang menyelimuti kehidupan masyarakatnya. Berikut beberapa aspek yang membuat Desa Trunyan begitu menarik:
– Makam di Bawah Pohon: Desa Trunyan terkenal karena tradisi penguburan unik di mana jenazah tidak dikubur dalam tanah, melainkan diletakkan di atas tanah dan dibiarkan terbuka. Masyarakat Trunyan percaya bahwa bau busuk tidak akan tercium karena adanya pohon besar bernama Taru Menyan yang konon dapat menetralisir bau tersebut.
– *Kearifan Lokal*: Masyarakat Trunyan masih sangat menjaga tradisi dan adat istiadat mereka, termasuk ritual-ritual yang unik dan berbeda dari desa-desa lain di Bali. Mereka percaya pada kekuatan alam dan roh leluhur.
– Isolasi Geografis: Desa Trunyan terletak di sekitar Danau Batur dan dikelilingi oleh pegunungan, membuatnya relatif terpencil. Hal ini membantu menjaga keunikan budaya dan tradisi masyarakatnya.
– Misteri dan Legenda: Ada banyak cerita mistis dan legenda yang berkembang di masyarakat Trunyan, seperti kepercayaan bahwa desa ini diberkahi oleh kekuatan supernatural. Hal ini menambah daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi sisi spiritual dan mistis desa ini.
Desa Trunyan menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung yang ingin mengenal lebih dalam tentang budaya dan tradisi Bali yang kaya. Namun, pengunjung diharapkan untuk menghormati adat istiadat dan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.
Berikut adalah beberapa aspek misteri kehidupan masyarakat Desa Trunyan:
Tradisi Pemakaman “Mepasah“:
Ini adalah tradisi pemakaman yang paling dikenal, di mana jenazah diletakkan begitu saja di area terbuka di bawah pohon Taru Menyan.
Jenazah tidak dikubur atau dikremasi (Ngaben), melainkan dibiarkan tergeletak dalam kurungan bambu yang disebut ancak.
Keajaiban Pohon Taru Menyan:
Pohon Taru Menyan dipercaya dapat menghilangkan bau busuk dari jenazah, bahkan meninggalkan aroma harum yang lembut dan segar.
Keberadaan pohon ini sangat penting bagi masyarakat Trunyan, dengan nama desa itu sendiri berasal dari kata Taru (pohon) dan Menyan (wangi).
Syarat Pemakaman:
Tidak semua jenazah bisa diletakkan di pemakaman ini.
Syaratnya adalah jenazah harus meninggal dengan wajar dan pernah menikah. Jenazah yang sudah tidak ada lagi (tulang belulang) akan dikumpulkan dan diletakkan di dekat akar pohon. Kepercayaan Lokal:
Masyarakat Trunyan percaya bahwa arwah orang yang meninggal akan tetap tinggal di sekitar lokasi pemakaman.
Mereka juga meyakini pohon Taru Menyan memiliki kekuatan mistis yang melindungi desa.
Pantangan bagi Wanita:
Ada aturan ketat yang melarang wanita memasuki area pemakaman saat jenazah sedang diantar ke sana, karena dikhawatirkan akan terjadi bencana di desa.
Mepasah” prosesi pemakanan di Desa Trunyan
Memaknai kata “mengubur” yang artinya memasukan sesuatu ke dalam tanah, karena prosesi pemakaman di desa Trunyan Bali ini tidaklah demikian, mereka hanya meletakan atau menidurkan jenasah ditanah yang sedikit ada cekungan. Sehingga pemakaman disana mereka beri istilah sebutan “mepasah”.
Penting untuk diketahui, tidak semua orang meninggal disana diprosesi dengan meletakan jenasahnya, hanya orang dewasa dan meninggal secara wajar saja dilakukan prosesi mepasah.
Foto:Jenazah yang sudah berproses menjadi tulang belulang akan disusun rapi diatas tanah.
Oleh kerena itulah di desa Trunyan terdapat 3 pemakaman yang dibagi berdasarkan fungsinya yaitu:
1.Setra Wayah atau Seme Wayah
Tempat pemakaman jenasah orang yang sudah dewasa dan meninggal secara wajar. Inilah yang menjadi topik pembahasan kita kali ini. Di setra wayah hanya tersedia 7 cekungan atau tempat meletakan jenasah. Ketika ada orang yang meninggal, mereka akan meletakan lagi ditempat jenasah yang paling lama, dengan cara melakukan upacara atau simplenya ijin kepada arwah yang sebelumnya menempati cekungan/tempat pemakaman itu.
Tulang belulang dan tengkorak akan di singkirkan dan ditempatkan di tempat khusus. Dilanjutkan kemudian meletakan jenasah baru ditempat itu.
2.Setra Ngude
Tempat ini diperuntukan buat pemakaman anak-anak atau remaja yang belum menikah. Disini ada dua ketentuan atau tradisi yang mereka punya. Untuk anak-anak yang belum lepas gigi susunya, akan dikubur seperti layaknya ditempat lain di Bali yaitu di kubur dengan dimasukan ke dalam tanah.
Sedangkan untuk mereka yang sudah lepas gigi susunya, akan dimakamkan secara “mepasah” atau diletakan diatas tanah dengan dibatasi “ancak saji” yang terbuat dari bambu.
3.Setra Bantas
Pemakaman yang dikhususkan untuk mereka yang meninggal dengan cara idak wajar atau belum waktunya. Seperti; kecelakaan, tenggelam, bunuh diri dan sejenisnya.
Prosesi pemakaman di Seme Bantas desa Trunyan ini, sama seperti pemakaman pada umumnya yaitu dengan cara dikubur dalam tanah.
Ketiga pemakaman atau setra tersebut lokasinya beredekatan satu dengan lainnya
Apakah di disana Mengenal Tradisi Ngaben ?
Jawabannya iya, tetapi tidak seperti pada umumnya, mereka tidak melakukan dengan cara pembakaran jenasah. Melainkan hanya symbolis yang di percikan air suci (tirta) sebagai sarana pembersihan arwah agar mereka bisa reincarnasi kembali.
Setelah selesai acara ngaben, sarananya tidak dibakar, melainkan ditenggelamkan ke danau, sebagai simbol pembersihan.
Dan ngaben disana hanya dilakukan untuk mereka yang meninggal pada usia dewasa atau sudah menikah saja. Dalam hal ini hanya untuk mereka yang dimakamkan di Setra Wayah.
Sedangkan untuk mereka yang meninggal masih muda atau anak-anak, tidak perlu melakukan prosesi ngaben, karena dianggap masih suci. Konon masyarakat di desa Trunyan meyakini bahwa mereka sangat disayang oleh tuhannya, sehingga tidak perlu reincarnasi lagi.
Nah guys bagi yang belum pernah mampir ke tempat wisata yang menyeramkan di Bali. Namun walau terkesan menyeramkan, namun saat pewarta berkunjung bersama keluarga disana. Sama sekali tak ada kesan ” Menakutkan/seram terapi justru semua wisatawan merasa takjub dengan jenazah yang tanpa dikuburkan kita semua tidak merasakan takut dan mencium bau busuk tapi justru Sangat MENAKJUBKAN
Source: Terus desa adat yang memandu kami