OKEBALI.COM Badung 14 Januari 2023. Pantai Kuta diketahui mengalami abrasi akhir-akhir ini. Pantai Kuta yang menjadi salah satu ikon pariwisata Bali dan lama dikenal oleh wisatawan dunia telah mengundang perhatian Menparekraf Sandiago Uno. Mendengar hal ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno merasakan kesedihan mengenai kondisi pantai ini.
Cuaca ekstrem di Bali beberapa waktu lalu menjadi penyebab Pantai Kuta mengalami abrasi. Hal ini membuat laju abrasi di kawasan pesisir Pantai Kuta jauh lebih cepat dibanding pada kondisi normal. Dikhawatirkan bisa terjadi hal yang tidak diinginkan dan akan berdampak kepada pariwisata di Bali, khususnya pelaku usaha atau warga yang mengandalkan pencarian mata hidup di kawasan tersebut.
“Sebelum ini terjadi, harus dilakukan penyelematan dengan melibatkan semua pihak dengan semangat berkolaborasi. Selain itu saya berharap, penataan yang diwacanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida dapat segera direalisasikan sehingga para pelaku parekraf dapat kembali melakukan aktivitasnya secara normal,” kata Sandiaga saat zoom meeting bertajuk ‘The Weekly Brief with Sandi Uno’.
Melihat kondisi tersebut dan adanya abrasi di sepanjang bibir Pantai Kuta, masyarakat meminta untuk tidak dibangun tanggul pemecah ombak. Hal ini dikarenakan pemecah ombak bisa menghilangkan ombak, yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
“Karena ombak di Pantai Kuta menjadi daya tarik wisatawan terutama para pencinta surfing. Para pencinta surfing dunia menempatkan pantai Kuta Bali sebagai salah satu lokasi surfing terbaik,” katanya lebih lanjut.
Menparekraf akan berencana untuk berkoordinasi bersama pemerintah daerah (pemda) setempat untuk menangani abrasi ini. Hal yang akan dilakukan seperti permintaan untuk penambahan pasir dan menata kembali pasir yang tergerus ombak.
“Ini yang akan kita komunikasikan dengan pemerintah daerah setempat, utamanya dalam hal penambahan dan penataan kembali pasir yang telah tergerus,” ujar Sandiaga;
Adapun langkah (jangka pendek) yang dapat dilakukan antara lain:
- Aktivasi Tanggap darurat dengan dukungan Tim SAR, BPBD dan Sistem Early Warning System terkait kondisi realtime.
- Pengerahan pengawas pantai, balawisata dan kelompok masyarakat banjar, desa dan Pemda.
- Upaya pembersihan pantai yang masif bersama masyarakat dan Pemerintah Daerah.
Tidak hanya itu, langkah (Jangka Menengah) yang dapat dilakukan antara lain:
- Dukungan program penataan Pantai Kuta.
- Pengelolaan Destination Management.
- Penataan Tata Ruang Kawasan Pantai Kuta
Red/